Jumat, 19 Maret 2010

IDOLA...?

Siapakah Idolamu?
 

“Salah seorang di antara kalian tidak akan beriman sebelum ia mencintaiku (Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam) lebih daripada mencintai anaknya sendiri, dari orang tuanya bahkan dari seluruh manusia.” (HR. Bukhari: 15, Muslim: 44)

Pada prinsipnya, setiap muslim mengidolakan Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam sebagai suri tauladan utama, karena itu merupakan konsekuensi dua kalimat syahadat yang menjadi syarat mutlak keislaman seseorang. Hanya saja, ibarat kata pepatah, ‘tak kenal maka tak sayang’. Dalam ungkapan Arab, “Manusia cenderung memusuhi apa yang belum dikenalnya.”

Mengidolakan Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam sebagai utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi setiap mukmin, sangat erat hubungannya dengan iman terhadap risalah beliau. Iman itu sendiri, tak bisa dipisahkan dari ilmu. Semakin mengenal kepribadian beliau, perikehidupan dan detail-detail tingkah laku beliau, akan semakin mendalam keimanan seorang mukmin terhadap beliau.

Sungguh ironis, umumnya generasi Islam sekarang ini pikirannya lebih banyak dijejali dengan berbagai kisah hidup tokoh dunia, hingga tokoh yang hingar bingar dengan dunia maksiat. Di sisi lain, pelajaran tentang sejarah hidup para tokoh Islam, termasuk di bagian paling puncaknya adalah sejarah Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam, tampak agak dikesampingkan. Tak jarang seorang muslim tidak mengenal sejarah nabinya sama sekali !

Diantara buku sirah nabawiyah perlu kita jadikan rujukan adalah “Sejarah Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam” terbitan Pustaka At-Tibyan, Solo.Buku ini disusun berdasarkan hadits-hadits otentik, oleh pakar ilmu sejarah dan tafsir, Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullaah Ta’ala. Dengan mempelajari sejarah Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa Sallam ini, diharapkan kecintaan kita terhadap pribadi beliau akan semakin tumbuh bersemi, sehingga memudahkan kita untuk memperoleh janji beliau yang tertuang dalam sebuah hadits:

“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.”