"Dan jika kamu menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya." (QS. Ibrohim : 34)
Alhamdulillah, dengan segala nikmat yang senantiasa Allah limpahkan kepada hamba-Nya, termasuk nikmat kesehatan dan waktu luang, dan tak terhingga lagi banyaknya nikmat yang senantiasa dianugerahkan, maka telah terlaksana kegiatan Launching Gema Ukhuwah Sigma pada Senin (3/5) kemarin. Acara yang diformat sebagai gerbang awal dari serangkaian kegiatan Gema Ukhuwah ini menghadirkan Bapak Hardi Suyitno sebagai pemateri dengan tema materi tentang Ukhuwah. Setelah Acara pembukaan yang dibuka langsung oleh Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Isnarto, acara inti materi pun dimulai. Berikut isi materi yang disampaikan pemateri, kami tuangkan kembali dengan beberapa perubahan yang diperlukan.
***
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al Hujurat (49) : 10)
Jika kita mau memperhatikan keadaan umat Islam saat ini, maka nyatalah bahwa kerekatan ukhuwah yang terangkai dalam jalinan persaudaraan seakidah ini masih sangat kurang. Salah satu penyebabnya di Negara ini barangkali adalah semangat dalam berislam (menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari) yang masih sangat kurang. Bahkan jika dibandingkan dengan Negara non muslim sekalipun. Dalam keseharian umat Islam disini, sering terasakan bahwa yang lebih ditekankan dalam berislam itu hanya sekedar ritual tanpa adanya penghayatan lebih dalam.
Sebuah contoh yang dipaparkan oleh pemateri adalah ketepatan waktu atau kedisiplinan. Sebagai Negara yang notabene sebagian besar penduduknya tercatat beragama Islam, ternyata masalah waktu merupakan hal yang amat mudah sekali menglami ketidaktepatan. Keterlambatan sepertinya merupakan suatu hal biasa dalam setiap gerak aktivitas keseharian. Hal ini berbeda dengan apa yang pernah di alami oleh pemateri di negeri Paman Sam. Meskipun tidak banyak penduduknya yang memeluk agama Islam yang tentunya mengenal QS Al-Asr, tetapi semangat kedisiplinan mengalir disana. Padahal jika kita sebagai umat Islam mau mengakui, sudah banyak sekali ajaran Islam yang menunjukkan pentingnya menjaga waktu. Bahkan Allah Swt bersumpah demi masa dalam firman-Nya dalam al-Qur’an surat Al-Asr. Dalam ayat lain pun, Allah berfirman,
“Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,”(QS. Al Insyirah:7)
Lalu apa hubungannya hal ini dengan pembahasan kita mengenai ukhuwah?
Tentu kesemangatan ini berpengaruh pada kualitas ukhuwah kita. Jika semangat dalam menerapkan Islam itu kurang, tentu saja semangat dalam berukhuwah ini pun kurang, karena ukhuwah juga merupakan salah satu inti dalam ajaran Islam. Bagaimana bisa seseorang akan merasakan kebermaknaan salam kita jika kita sendiri saja dalam memberikan salam tidak dengan takzim dan menjalankannya hanya sebatas ritual biasa. Padahal kita tahu bahwa salam merupakan doa yang kita tujukan untuk orang yang kita beri salam.
Selain hal yang sudah dibahas sebelumnya, pemateri juga menjelaskan hal lain yang bisa mempengaruhi kerekatan suatu ukhuwah. Terdapat beberapa hal yang bisa menjadi penyebab renggangnya ukhuwah. Diantaranya adalah:
1. Perbedaan pemahaman.
Perbedaan setiap orang dalam memahami agama ini memang seringkali menimbulkan perbedaan. Namun, hal ini akan menjadi pemicu pecahnya ukhuwah jika suatu kelompok ataupun seseorang merasa dirinya paling benar sendiri. Ini bisa menjadi sulutan pertama bagi timbulnya api permusuhan yang terjadi diantara umat muslim. Mudahnya lontaran kata bid’ah atas sesuatu atau pengkafiran seseorang karena ternyata berbeda dengan apa yang dia yakini memang kerapkali menjadi dasar yang sangat kuat dalam membentangkan jurang perbedaan yang akhirnya berujung pada perpecahan. Padahal belum tentu semua tuduhan salah yang terlontar itu tepat.
2. Adanya penyakit hati.
Penyakit hati yang dimaksud disini antara lain adalah ujub, takabur, dan sombong. Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Takabur adalah merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain dan meremehkan orang lain, pada akhirnya timbul sikap tidak mau menghormati orang lain. Muara dari semua itu adalah kesombongan yang bisa menjerumuskan kita pada hal yang sangat buruk.
Nabi Saw bersabda, “ Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi. (HR. Nasa’i)
Ketiga penyakit hati ini tentunya akan menimbulkan semacam rasa permusuhan karena adanya sikap merendahkan orang lain atau meremehkan dan tidah menghormati. Jika permusuhan sudah terlanjur ada, maka akhlak pun bisa ikut rusak. Tidak peduli tua ataupun muda, pasti semua mendapat pengaruhnya. Padahal kita tidak pernah tahu penilaian Allah atas apa yang kita perbuat.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan), lebih baik dari mereka (yagn mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Jangalah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memangil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
(QS Al Hujurat (49) : 11)
Hal yang harus kembali diingat bahwa tiada nikmat yang kita terima itu melainkan semua berasal dari Allah. Maka kesuksesan itu juga dari Allah, atau jika kita mau berpikir lagi orang-orang di sekitar kita pun turut membantu dalam keberhasilan kita. Seperti apa yang disampaikan pemateri tentang kata-kata dari ilmuwan ternama Einstein.
“Saya bisa berdiri seperti ini karena saya berdiri di atas pundak ilmuwan yang terdahulu,”ujar pemateri.
Maka itulah tadi gambaran mengenai keadaan ukhuwah kita. Ukhuwah ini merupakan ajaran Islam, tetapi umat Islam sendiri belum mantap dalam menjalinnya. Ini benar-benar menjadi PR bersama untuk kembali merangkai indahnya persaudaraan dalam Islam.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara… .” (QS Al Hujurat (49) : 10-11)
Salam Ukhuwah!!!
***
“Kasih Putih”
Snada
Dalam dunia ini
Banyak yang tiada mengerti
Hidup yang kita jalani
Mesti berbagi
Dalam cinta kasih
Kita bersama berdiri
Bergenggam jemari
Menyatukan hati
Dia berikan
Kepada seluruh manusia
Kasih sayang
Karena kita semua tiada berbeda
Bila kau mau sadari
Cinta kasih tak memilih
Kau dan aku kita semua sama
Bila kau mau berbagi
Apalagi yang dinanti
Kasih putih karunia sejati
(Dibawakan oleh Sigma Voice di penghujung acara Launching GU)
Snada
Dalam dunia ini
Banyak yang tiada mengerti
Hidup yang kita jalani
Mesti berbagi
Dalam cinta kasih
Kita bersama berdiri
Bergenggam jemari
Menyatukan hati
Dia berikan
Kepada seluruh manusia
Kasih sayang
Karena kita semua tiada berbeda
Bila kau mau sadari
Cinta kasih tak memilih
Kau dan aku kita semua sama
Bila kau mau berbagi
Apalagi yang dinanti
Kasih putih karunia sejati
(Dibawakan oleh Sigma Voice di penghujung acara Launching GU)